Assad Ahmadinejad Khameini
Oleh: Muhammmad Ibrahim Hamdani, S.I.P., Staf Peneliti di Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam (PKTTI) Universitas Indonesia
IRAN merupakan salah satu negara Timur Tengah non-Arab, Bangsa Persia, yang memiliki kepentingan militer dan ideologi serta hubungan diplomatik sangat erat dengan Suriah di bawah pimpinan rezim otoriter Presiden Hafez al-Assad dan Bashar Al-Assad. Hal ini terjadi karena persamaan ideologi (madzhab) antara pimpinan kedua negara, Syi’ah, serta perbatasan teritorial yang cukup dekat karena hanya terisah oleh Iraq.
Iran dan Suriah juga tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel namun sama-sama memiliki hubungan politik, militer dan ideologis yang sangat erat dengan faksi Hezbollah di Lebanon, kelompok politisi dan u’lama pimpinan Perdana Menteri Nuri Al-maliki dan Muqtada As-Sadr di Iraq serta hubungan pragmatis dengan faksi Hamas di Palestina.
Meskipun mayoritas rakyat Suriah merupakan Muslim Sunni (85%) namun pemerintahan Suriah yang dikuasai oleh minoritas kelompok Syi’ah (15%) merupakan aset strategis dan potensial bagi Iran untuk memperluas hegemoni ideologi dan politiknya di kawasan Timur Tengah.
Politik diaspora Iran di timur tengah semakin gencar dilakukan pasca runtuhnya rezim militeristik Saddam Husein di Iraq, tumbangnya rezim despotisme Muammar Qaddhafi di Libya serta jatuhnya rezim otoriter Husni Mubarok di Mesir. Hal ini terbukti dengan dibukanya kembali hubungan diplomatik antara Iran dan Mesir, di masa Presiden Muhammad Mursi, untuk pertama kalinya sejak pembekuan hubungan diplomatik kedua negara di masa kepemimpinan Presiden Gamal Abdel Nasser.
Suriah merupakan target utama dari politik diaspora Iran di kawasan timur tengah. Posisi strategis dan potensial Suriah yang berbatasan langsung dengan Iraq, Lebanon, Turki, Yordania dan Israel merupakan batu loncatan bagi Iran jika ingin memperluas hegemoni dan pengaruh politiknya di kawasan Timur Tengah.
Hal ini terbukti dari kebijakan politik luar negeri Iran yang mendukung total rezim Assad dan menolak keras berbagai bentuk intervensi militer asing terhadap kedaulatan teritorial Suriah. Bahkan Iran disinyalir telah melatih milisi pro pemerintah dan tentara reguler Suriah serta menempatkan sejumlah tentara di Suriah untuk mendukung rezim Assad dalam pertempuran melawan gerilyawan dan oposisi Suriah.
Kepala Unit Pasukan Elite Iran Quds, Qassem Soleimani, menyatakan: “Tujuan Amerika Serikat bukanlah untuk melindungi hak asasi manusia, tetapi ingin menghancurkan musuh Israel. Kami akan mendukung Suriah hingga akhir hayat,” ujarnya di depan Dewan Pakar Iran (05/09/13).
Pernyataan senada diungkapkan oleh pemimpin tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei, bahwa Amerika Serikat (AS) tidak punya hak mengklaim serangan tersebut atas nama ‘kemanusiaan’ mengingat rekam jejak negeri Paman Sam di Iraq, Afghanistan, dan persoalan penjara militer di Teluk Guantanamo, Kuba (06/09/13).
Kami yakin AS melakukan sebuah kebodohan dan kesalahan di Suriah. Siapa yang mulai serangan duluan, ia yang bakalan menderita. Gejolak yang terjadi di Timur Tengah adalah reaksi atas arogansi global yang berakar di Washington. Serangan AS dan sekutunya tak akan berdaya menghentikan perlawanan,” tegas Khamenei seperti dimuat Channel News Network/ CNN (06/09/13).
Dengan demikian Iran bermaksud menegaskan kembali dukungan totalnya terhadap Suriah sembari memberikan peringatan keras dan tegas kepada AS agar bertindak rasional dan berpikir mendalam terkait resiko fisik dan non-fisik yang akan dialami atau diderita oleh AS jika tetap nekad melakukan serangan terhadap rezim Assad di Suriah.
Iran telah dicurigai memberikan dukungan kepada Suriah dalam bentuk yang lebih konkrit, yakni pembangunan dua satelit mata-mata di Suriah dan pelatihan gerilyawan Suriah di wilayah Iran serta penyebaran intelijen Iran di Suriah sebagai mata-mata.
Surat kabar Haaretz melaporkan bahwa terdapat dua stasiun sinyal intelijen milik Iran yang berlokasi di Suriah Utara dan Bukit Golan yang berfungsi untuk memberikan informasi kepada kelompok militan Hezbollah di Lebanon Selatan mengenai zionis Israel. Pernyataan senada diungkapkan oleh Departemen Pertahanan AS bahwa negeri para Mullah itu menyebar mata-matanya di Suriah untuk mengawasi gerak-gerik Israel (14/01/13).
Sejumlah jurnalis AS juga melaporkan pelatihan gerilyawan Syi’ah untuk bertempur di Suriah yang berlokasi di pangkalan militer dekat Teheran. “Serombongan besar gerilyawan Syiah asal Iraq, Suriah dan sejumlah negara Arab lain telah tiba di pangkalan tersebut dalam beberapa pekan terakhir demi menyerap pelajaran mengenai perang kota serta ajaran para ulama Iran,” lapor artikel Wall Street Journal (16/10/13).
Terdapat pula laporan tentang sejumlah penasihat militer Garda Revolusi dan pakar anti pemberontak Iran yang telah bertempur membela Rezim Assad. Bahkan Garda Revolusi mendirikan ‘Ruang Operasi’ guna mengawasi kerja sama antara Teheran, Pasukan Suriah dan para pemberontak Hezbollah. Nama-nama anggota pasukan yang menjadi ‘Syuhada’ dalam perang Suriah juga dimuat oleh sejumlah media Iran yang terhubung dengan Garda Revolusi.
Jika kecurigaan ini benar maka Iran telah menempatkan Suriah dalam agenda utama politik luar negerinya sebagai batu loncatan untuk memperluas hegemoni politik, militer dan ideologi Iran di kawasan Timur Tengah.
Dalam mega proyek ‘Politik Diaspora Iran’ ini Iran telah melakukan berbagai macam tindakan untuk mempertahankan rezim Assad sembari mencegah intervensi militer asing terhadap kedaulatan teritorial Suriah. Hasil dari mega-proyek ini ialah hubungan diplomatik dan ideologis yang sangat erat antara Iran dengan faksi dan negara satelitnya di Iraq, Lebanon dan Suriah.
Iran juga bermaksud mengimbangi, bahkan menggantikan, Kerajaan Saudi Arabia yang selama ini berperan aktif dalam menjaga stabilitas dan hegemoni politik serta keamanan relatif di seluruh kawasan Timur Tengah. Inilah sebab mengapa Iran tetap membina aliansi politik luar negeri tradisionalnya dengan Rusia dan China. []
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: